politik hanya menghasilkan anak-anak sebagai korban!

, , No Comments
Pagi tadi saya membuka account facebook yang beberapa waktu dalam keadaan off (deactive). Seperti biasa home berjejal sesak dengan status teman-teman dan pages yang saya "like", sebuah page menarik mata saya untuk saya baca dan saya "klik" lebih detail.

















(http://www.facebook.com/pages/Middle-East-Fine-Arts)


Selalu...
Anak-anaklah yang menjadi korban dalam setiap tindak-tanduk manusia dewasa di dunia yang egois ini.
Mesir bergejolak, manusia dewasa yang menamakan dirinya bagian dari masyarakat, menuntut pemerintahan yang lebih baik. Menganggap kinerja kepala negara cacat dan meminta turun dari tahta pemerintahan. Mereka yang menamakan dirinya masyarakat pernahkah berfikir bahwa anak-anak termasuk bagian dari masyarakat itu sendiri?
Saya tidak mengatakan mereka salah menilai pemerintah mereka, namun apa yang terjadi ketika meminta kepala negara yang keras kepala untuk turun dari tahtanya?
Artinya senjata perang harus disiapkan untuk memulai pameran perang, layaknya memaksa mundur singa maka sang pawang singa pun harus siap terluka ringan ataupun terluka parah.

Dan selalu...
Bagian dari masyarakat yang polos akan menjadi korban.
Makna polos disini bukan frase kiasan semata namun sebuah kepolosan alami karena masyarakat polos itu bernama anak-anak.


Adakah solusi lain yang bisa kalian tawarkan selain "perang" dan "politik"?
Di kamus saya, perang = politik, politik = perang.
baju = politik
beras = politik
sehat = politik
sakit = politik

Politik menjadi satu, mengakar, mendarah daging dalam denyut darah, tak pernah lepas dan tak dapat lepas walau sekeras apapun usaha kita berlari dari borgol kesedihan. Entah sejak kapan kehidupan manusia yang berada di belahan bumi manapun bersatu dalam mata rantai.......
KEJAHATAN!!



Seorang anak harus menjual dirinya untuk mendapatkan politik baju, politik beras bahkan untuk mendapatkan politik pendidikan.
Seorang anak harus kehilangan orangtuanya karena politik tahta.
Seorang anak harus kehilangan bagian tubuhnya karena politik perang.
Seorang anak harus kehilangan masa kecilnya yang penuh canda karena politik ekonomi.
Seorang anak harus kehilangan A, B, C, hingga Z.







Saya malu menjadi bagian dari masyarakat dunia yang menamakan dirinya manusia dewasa. Seandainya boleh berharap saya ingin selamanya memposisikan diri sebagai anak kecil yang tidak mengetahui keadaan sesungguhnya dunia ini yang penuh kejahatan. Tapi saya tidak boleh egois karena jika bukan kita maka siapa yang akan mempedulikan mereka (anak-anak)?
Maka tetapkan hati dan pikirkan langkah terbaik untuk mereka, jangan merusak mereka, jangan mengotori mereka dengan pemikiran sempit.

Sekarang sudah tahu apa yang harus kita lakukan??????


0 Comments:

Post a Comment

tinggalkan nama manis anda saat berkomentar. (^_^)v