baiklah, semakin saya merasa nyaman dengan hidup semakin saya menyadari tidak bergunanya waktu yang saya lalui. banyak waktu terabaikan, padahal hal yang ingin saya kerjakan sangat banyak. saya punya daftar list panjang tentang apa yang saya inginkan dan apa yang saya butuhkan.terpampang jelas dalam lembar putih dalam note berwarna merah...............................................!
semakin banyak hal yang dipikirkan, semakin tidak jelas dan tidak pas apa yang terjadi.
sebenarnya apa yang kita lakukan di dunia ini adalah ibadah, asalkan itu bersifat positif
yang jadi masalah kadang ego kita terlalu besar...!
terlampau besar malah.....!
tulisan diatas hanya intro pembuka cerita saja..hehehe.
pagi ini saya terpesona sejenak dengan artikel yang tertulis dan terpampang pada salah satu koran ternama di Indonesia..artikel yang memuat "Kartini".
tepatnya karena hari ini adalah hari kartini.
dan
semua orang sedang berusaha mengingat siapa beliau.
beberapa orang kasir Bank Swasta Indonesia di Jakarta tersenyum dan melayani customer dengan mengenakan pakaian daerah.
lalu di lain tempat (hmmm tidak perlu saya jelaskan daerahnya tapi secara jelas dalam peta terletak dekat dengan Yogyakarta) kaum hawa di gedung kebanggaan Perwakilan Rakyat terlihat sibuk dengan pakaian tradisional mereka. saya geli melihat dandanan mereka yang cukup fantastik. hehehehe...
cerita lain dan tentu terlihat lebih menarik untuk saya, yaitu cerita dari anak-anak kecil di Taman Kanak-kanak.
Anak-anak usia 4-5 tahun tersebut terlihat manis dengan pakaian tradisional yang membalut ditubuh.
bisa di simpulkan, hari ini seluruh lapisan masyarakat di Indonesia punya cara tersendiri untuk mengenang dan memperingati hari Kartini.
bagaimana denga saya?
saya berdoa untuk kaum perempuan di Indonesia!!
memperingati hari Kartini cara saya tidak dengan kebaya atau konde! (maklum belum beli kebaya, rencana mau pakai kebaya waktu wisuda saja.hahaha)
saya menyalurkan semangat kepada diri sendiri dan melalui diri sendiri..hehehehe....maksudnya semangat yang lebih baik dibandingkan kemarin.
secara pribadi saya sering berandai-andai hidup pada jaman penjajahan,
apa harkat dan derajat saya sebagai perempuan dimasa itu akan sama dengan masa kini?
apakah pendidikan saya bisa setinggi dan melejit tinggi seperti sekarang ini?
apa saya bisa pergi belajar tanpa rasa takut?
apa saya bisa mengungkapkan pendapat di depan khalayak umum seperti yang pernah saya lakukan?
apa saya bisa dengan lantang menyuarakan banyak hal?
walaupun saat itu islam (yang secara terbuka melindungi wanita dan meninggikan derajat perempuan) telah masuk dan menyebar di hampir seluruh pelosok tanah air, tetapi adat dan penjajahan masih mengekang kaum perempuan.
kutipan indah yang pernah saya baca, makna sesungguhnya dari arti perempuan:
"Layaknya empu Gandring yang menempa sebuah keris, yang konon menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Tumapel itu. Mungkin itu sebabnya mengapa kaum hawa sejatinya dipanggil Per-empu-an. Kata yang berasal dari kata "Empu", yang artinya orang yang menempa dan membentuk"